Rabu, 05-12-2012 
TSM-Amerika Serikat dan sekutunya, Selasa kemarin (4/12), mengancam mengambil opsi militer jika Suriah memakai senjata kimia. Ancaman itu muncul setelah laporan intelijen menyebutka...
TSM-Amerika Serikat dan sekutunya, Selasa kemarin (4/12), mengancam mengambil opsi militer jika Suriah memakai senjata kimia. Ancaman itu muncul setelah laporan intelijen menyebutka...
n, rezim Presiden Bashar al-Assad bersiap menggunakan senjata pemusnah massal itu untuk memerangi kelompok oposisi.
Dalam pidato tentang nonproliferasi nuklir di Universitas Pertahanan 
Nasional di Fort McNair, AS, Senin waktu setempat, Presiden Barack Obama
 dengan tegas memperingatkan Assad.
”Hari ini saya ingin 
menegaskan kepada Assad dan siapa saja di bawah perintahnya: dunia 
sedang mengawasi. Penggunaan senjata kimia benar-benar tidak bisa 
diterima. Jika Anda membuat kesalahan tragis menggunakan senjata itu, 
akan ada konsekuensinya. Anda harus bertanggung jawab,” kata Obama.
Peringatan langsung itu disampaikan Obama hanya sehari setelah Menteri 
Luar Negeri AS Hillary Clinton juga melontarkan ancaman yang sama.
Tak lama setelah peringatan Obama keluar, dua sekutu utama AS, yakni 
Jerman dan Perancis, dan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik 
Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen juga melontarkan peringatan serupa.
Peringatan kekuatan-kekuatan Barat itu dilontarkan setelah laporan 
intelijen AS menyebutkan, terjadi peningkatan aktivitas di 
pangkalan-pangkalan militer tempat rezim Assad menyimpan stok senjata 
kimianya.
Militer Suriah diduga memiliki beberapa tipe senjata 
kimia, seperti gas mustard, gas sarin, dan VX. Stok senjata kimia itu 
disimpan di sekitar 75 titik lokasi di Suriah, dan bisa dipasang sebagai
 hulu ledak rudal atau dalam bentuk peluru artileri.
"Suriah membantah"
Beberapa pejabat AS mengatakan, sekarang sedang dipertimbangkan pilihan
 aksi militer untuk mengamankan stok senjata pemusnah massal Suriah 
tersebut. Dua opsi yang dipertimbangkan adalah serangan udara atau 
serangan darat terbatas oleh pasukan negara-negara di kawasan.
Kementerian Luar Negeri Suriah membantah Pemerintah Suriah akan 
menggunakan senjata kimia. ”Suriah sudah berulang kali menegaskan, 
takkan pernah, dalam kondisi apa pun, menggunakan senjata kimia untuk 
memerangi rakyatnya, itu pun jika senjata itu memang ada,” ungkap 
kementerian tersebut.
Pertempuran antara pasukan pemerintah dan
 kelompok oposisi dilaporkan makin besar di sekitar ibu kota Suriah, 
Damaskus. Menanggapi situasi yang makin panas itu, Uni Eropa dan PBB 
memutuskan menarik sebagian anggota stafnya dari Damaskus.
Pemerintah Indonesia sendiri belum akan menarik para diplomat di Suriah.
 Menurut Juru Bicara Kemlu RI Michael Tene, keberadaan misi diplomatik 
dan para diplomat RI di Suriah masih dipertahankan selama masih terdapat
 WNI di negara itu.
Dalam pembukaan konferensi tingkat menteri 
pemberdayaan perempuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta, 
Selasa, Wakil Presiden Boediono berharap OKI dapat mendukung upaya 
penciptaan kondisi minimum bagi berlangsungnya suatu proses politik di 
Suriah.
Sumber : Kompas
Sumber Copas :
 
Semoga bermanfaat
Ulletea
Sumber Copas :
Semoga bermanfaat
Ulletea

{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terajring secara otomatis oleh spam filter