Banyak pihak yang menganggap rencana pembanguan pemukiman oleh Israel
di wilayah vital di Tepi Barat hanyalah gertakan saja. Ulah Negeri
Yahudi itu dikeluarkan untuk menenangkan rakyatnya yang k...
ecewa atas keberhasilan Palestina mendapat status negara pemantau non-anggota di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Wilayah yang direncanakan akan menjadi lokasi pembanguan pemukiman Yahudi adalah wilayah yang disebut E1. Dibangunnya pemukiman Israel di wilayah tersebut akan membelah wilayah Tepi Barat menjadi dua dan memisahkan wilayah Yerusalem Timur dengan wilayah Tepi Barat yang lainnya. Yerusalem Timur merupakan kota yang diinginkan pihak Palestina menjadi ibu kota negaranya apabila dapat berdiri nanti.
Surat kabar Inggris, The Telegraph, mengungkapkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebenarnya hanya memerintahkan untuk memulai proses perencanaan pembangunan pemukiman. Sedangkan kapan Israel akan membangun pemukiman itu sendiri tidak disebutkan dalam keputusan tersebut.
Surat kabar Inggris itu juga menyebut bahwa sebelumnya Israel seringkali mengancam akan membangun pemukiman di wilayah E1. Namun ancaman tersebut tidak pernah terealisasikan sampai sekarang.
Rencana pembangunan pemukiman di wilayah E1 pertama kali dikeluarkan oleh Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Namun rencana tersebut berhenti di tengah jalan setelah Rabin terbunuh pada tahun 1995.
Netanyahu sendiri sempat ingin melanjutkan rencana Rabin itu ketika ia menjadi perdana menteri Israel pada akhir tahun 90-an. Namun keinginan Netanyahu dibatalkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) pada saat itu Bill Clinton, menolak keinginan Netanyahu. Demikian diberitakan The Telegraph, Rabu (5/12/2012).
Perdana Menteri Israel selanjutnya yang berencana untuk membangun pemukiman di wilayah E1 adalah Ariel Sharon. Pada tahun 2005, Sharon menginginkan untuk membangun 3.000 rumah di wilayah E1 yang juga akan dilengkapi dengan pembangunan kawasan industri, hotel dan pusat perbelanjaan. Rencana Sharon itu juga batal setelah Presiden AS George W. Bush tidak setuju dengan proyek tersebut.
Walaupun keputusan rencana pembangunan pemukiman itu hanyalah gertakan. Namun banyak negara telah mengajukan protes terhadap Israel.
AS sendiri menyatakan keberatannya terhadap rencana Netanyahu itu. Beberapa negara Eropa juga telah mengirimkan surat protes resmi ke Duta Besar Israel di negaranya masing-masing.(
Wilayah yang direncanakan akan menjadi lokasi pembanguan pemukiman Yahudi adalah wilayah yang disebut E1. Dibangunnya pemukiman Israel di wilayah tersebut akan membelah wilayah Tepi Barat menjadi dua dan memisahkan wilayah Yerusalem Timur dengan wilayah Tepi Barat yang lainnya. Yerusalem Timur merupakan kota yang diinginkan pihak Palestina menjadi ibu kota negaranya apabila dapat berdiri nanti.
Surat kabar Inggris, The Telegraph, mengungkapkan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu sebenarnya hanya memerintahkan untuk memulai proses perencanaan pembangunan pemukiman. Sedangkan kapan Israel akan membangun pemukiman itu sendiri tidak disebutkan dalam keputusan tersebut.
Surat kabar Inggris itu juga menyebut bahwa sebelumnya Israel seringkali mengancam akan membangun pemukiman di wilayah E1. Namun ancaman tersebut tidak pernah terealisasikan sampai sekarang.
Rencana pembangunan pemukiman di wilayah E1 pertama kali dikeluarkan oleh Perdana Menteri Yitzhak Rabin. Namun rencana tersebut berhenti di tengah jalan setelah Rabin terbunuh pada tahun 1995.
Netanyahu sendiri sempat ingin melanjutkan rencana Rabin itu ketika ia menjadi perdana menteri Israel pada akhir tahun 90-an. Namun keinginan Netanyahu dibatalkan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) pada saat itu Bill Clinton, menolak keinginan Netanyahu. Demikian diberitakan The Telegraph, Rabu (5/12/2012).
Perdana Menteri Israel selanjutnya yang berencana untuk membangun pemukiman di wilayah E1 adalah Ariel Sharon. Pada tahun 2005, Sharon menginginkan untuk membangun 3.000 rumah di wilayah E1 yang juga akan dilengkapi dengan pembangunan kawasan industri, hotel dan pusat perbelanjaan. Rencana Sharon itu juga batal setelah Presiden AS George W. Bush tidak setuju dengan proyek tersebut.
Walaupun keputusan rencana pembangunan pemukiman itu hanyalah gertakan. Namun banyak negara telah mengajukan protes terhadap Israel.
AS sendiri menyatakan keberatannya terhadap rencana Netanyahu itu. Beberapa negara Eropa juga telah mengirimkan surat protes resmi ke Duta Besar Israel di negaranya masing-masing.(
Sumber CoPas :
Semoga Bermanfaat
Ulletea
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan dihapus atau terajring secara otomatis oleh spam filter